3 Tahun Kemudian. . . .
Farrel yang kini meneruskan
perusahaan Papanya, menjadi manajer muda yang cukup terkenal. Di kota tempat
tinggal Cherry, Farrel sengaja mendirikan sebuah café yang tak jauh dari rumah
Cherry yang dulu. Setiap hari, Farrel berkunjung ke café tersebut, berharap
dapat bertemu Cherry kembali.
“Pak.Farrel,
ada yang menitipkan ini untuk anda.” Ucap seorang pegawai café miliknya. Farrel
membuka kertas ucapan kecil dan terdapat tulisan “Pak.Farrel! Senang melihatmu kembali”.
“Cherry ku.. tlah kembali..”Ucap Farrel
tersenyum.
Sejak saat itu, Farrel lebih
bersemangat mencari keberadaan Cherry. Sesering apapun Farrel datang ke café
untuk mencari Cherry, tetapi tak kunjung bertemu dengan Cherry juga. Sebulan
tlah berlalu, rasanya Farrel mulai menyerah, Farrel percaya jika suatu saat
nanti dengan sendirinya, Cherry akan muncul di hadapannya.
@@@
Siang ini, ketika menuju ke café.
Farrel berhenti di sebuah minimarket, rasa haus yang tengah dirasakan,
membuatnya ingin membeli minuman dingin. Walaupun setengah jam lagi Farrel tiba
di Café miliknya. Di dalam minimarket cukup sepi, tak ada perasaan aneh di hati
Farrel. Ketika Farrel berjalan menuju tempat minuman, secara tiba-tiba muncul
dihadapannya seorang wanita berambut pendek sebahu dengan memakai Sweater
berwarna putih. Selama 3 menit, Farrel dan wanita itu terdiam, saling pandang
dengan wajah terkejut.
“Far-rel..
Ngap-pain di-sini..” Wanita itu membuka pembicaraan dengan logat canggung.
Farrel
hanya terdiam, berlahan ia melangkah berdiri sangat dekat di depan wanita ini.
“Pletaak!” Sebuah Jitakan mendarat di jidat wanita
itu.
“Ouchh”
“Heh! Cherry!! Kenapa baru muncul sekarang?
Kemana saja kamu selama ini? Sekarang kamu tinggal dimana? Dan, ”
“STOP!” Teriak lembut cherry sambil tersenyum.
“Rel, diseberang jalan itu.. Aku tinggal disana
sekarang.. Mampirlah kalau ada waktu..” Ucap Cherry lembut sambil bersiap
pergi.
“Cherr.. setidaknya, kamu memberiku nomer HP mu
sekarang.” Pinta Farrel.
Setelah
bertukar nomer HP, Cherry meninggalkan Farrel yang terlihat masih speechless di
tempat. Cherry yang dulu terlihat ceria, bersemangat, dengan style sedikit
tomboy, kini sangat berbeda. Cherry yang baru saja berdiri dihadapannya begitu
lugu, lembut, sopan, polos, dan begitu feminim.
@@@
Tanpa
menunggu lama, keesokan harinya Farrel berkunjung ke rumah Cherry. Untuk
melepas rindunya, Farrel berencana mengajak Cherry untuk keluar. Setiba di
depan rumah Cherry, Farrel disambut ramah oleh Papa,Mama, beserta adik Cherry
yang selama ini bersekolah di Singapure.
“Ini
Kak.Farrel yaa.. Kenalin, aku Cindy kak..” Sapa gadis yang sekarang mulai berkuliah
di Universitas yang sama dengan Mereka dulu.
“Cherry
sering cerita tentang kamu.. Ternyata kamu lebih cantik dari Kakak kamu ya..”
“Yaudah.. Pacaran ama aku aja kak,” canda cindy yang membuat mereka semua tertawa.
“Yaudah.. Pacaran ama aku aja kak,” canda cindy yang membuat mereka semua tertawa.
“Tapi, kata cherry, kamu udah punya pacar..”
“Yaahh..
ketahuan dehh.. Hahaaa”.
Mereka melakukan obrolan yang cukup panjang,
hingga terlihat cherry yang turun dari tangga.
“Wah”
Kagum Farrel lirih saat melihat penampilan cherry yang benar-benar berbeda.
Dengan memakai dress pink rose pendek selutut, beserta sepatu cewek seirama
dengan dressnya membuat Farrel terpukau. Tampak Cherry yang terus tersenyum
menuju ke arah Farrel.
“Udah
siap?” Tanya Farrel lembut.
“Uhm”
Sahut Cherry sambil tersenyum.
“Tante,
kita mau pergi dulu..” Pamit Farrel.
“Jangan
jauh-jauh ya Re.. Cherry jangan sampai capek.. Jangan pulang terlalu malem juga!!”
Kata Mama Cherry dengan nada serius.
“Mah..
Ayolah.. Ini ama Farrel kok..” Pinta cherry memandangi mamahnya.
“Siap
tante (^^)>” Farrel yang bingung melihat mama Cherry yang tidak seperti
biasanya hanya dapat mencairkan suasana.
Sore
ini, Farrel membawa Cherry ke taman yang sering mereka kunjungi bersama ketika
masih kuliah . Taman itu tidak begitu ramai dikunjungi pegunjung, terdapat
sebuah danau kecil, dengan cukup banyak pohon rindang, deretan bunga yang tertata
rapi beserta beberapa shop makanan dan souvernir.
“Rel..
ini kan… Kamu masih inget??” Kesan Cherry ketika mulai berjalan ke arah danau.
“Mana
mungkin aku lupa.. Hahaa” Farrel mulai gugup ketika berbicara dengan Cherry.
“Cher,
aku mau ke toilet bentar.. Kamu tunggu aja disini.. Bentar yaa, Jangan
kemana-mana.. Bentar.. 5 menit doank..” Farrel berbicara panic sambil berjalan
mundur menjauh dari Cherry. Cherry yang melihat tingkah Farrel hanya tertawa
kecil. Tak lama, dari jauh terlihat Farrel kembali sambil membawa dua gelas
bertuliskan ‘tomato juice’ di tangannya. Terakhir kali ketika mereka berkunjung
di Taman ini, Farrel bermaksud membelikan Cherry Jus tomat, tapi karena waktu
yang terlalu sore, Farrel berjanji akan membelikannya besok ketika berkunjung
di taman ini lagi. Cherry yang melihat Farrel membawa jus tomat lagi-lagi hanya
dapat tertawa kecil dan mulai berjalan mengarah Farrel.
“Itu
Choco gue.. Cantik.. sangat cantik..” Batin Farrel sambil tersenyum memandangi
Cherry yang sangat ia rindu. Tapi senyuman Farrel berlahan pudar ketika melihat
langkah cherry yang tiba-tiba berhenti. Terlihat muka cherry begitu pucat dan
berlahan tubuh cherry tumbang ke tanah.
“Cherryyyy!!!” Teriak Farrel membuang dua
gelas penuh jus di tangannya dan segera berlari ke arah Cherry.
“Cher..
Cherry.. Bangun Cherr..” Ucap Farrel berkali-kali sambil mengangkat tubuh
cherry ke pangkuannya. Mata Cherry terbuka berlahan.
“Sorry
Rel” Lirih Cherry dan kembali tak sadarkan diri. Farrel yang begitu panic,
mengangkat tubuh cherry dan membawanya ke Rumah Sakit terdekat dengan mobilnya.
Hanya
dalam 5 menit, sesudah Farrel memberi kabar, Keluarga Cherry tiba di Rumah
Sakit. Mereka terlihat begitu panic sambil mondar-mandir di depan Ruang UGD.
“Tante..
Om.. Sebenernya Cherry kenapa??” Tanya Farrel berkali-kali yang tak kunjung ada
jawaban dari mama ataupun papa Cherry. Dokter yang memeriksa Cherry pun keluar.
“Dok..
gimana keadaan putri saya..” Ucap mama cherry sambil menangis.
“Maaf..
Pasien ini, “ Belum sempat Dokter meneruskan pembicaraannya mama dan papa
Cherry menganggukan kepala bersama.
“Apakah
sudah pernah di kemoterapi sebelumnya?” Tanya
Dokter gelisah. Lagi-lagi Mama dan Papa cherry hanya menganggukan
kepalanya.
“Karena sudah
pernah melakukan kemoterapi dengan dosis tinggi, kanker di tubuh putri anda
sudah kebal.. Sekarang kanker itu mulai menyebar hampir ke seluruh tubuh.. Maka..
Saya yakin, bapak dan ibu sudah mengerti apa yang harus dilakukan..” Kata
Dokter yang hanya dijawab dengan anggukan oleh papa mama cherry. Seperti
tersambat petir dari puncak gunung merapi, Farrel terdiam, kakinya menjadi
lemas yang membuatnya berlutut. Bibirnya sudah tak dapat berkata apapun lagi.
Cindy yang baru tiba di rumah sakit, melihat mamanya yang menangis dipelukan
papanya, dan farrel yang berlutut sambil menundukan kepala.
“Kak..
Maafin kak.Cherry.. Apapun yang sekarang dilakukan kak.Cherry itu semua demi
kakak” Ucap cindy yang ikut berlutut di depan Farrel. Farrel mulai meneskan air
mata, berlahan bangkit dan menuju ke luar rumah sakit.
@@@
“Sebenernya, kak.Cherry pergi ke amerika buat
berobat.. Kemoterapi selama 6x, dalam waktu setahun.. Dokter mengatakan Kanker
itu sudah mati..” Cerita Cindy ketika mengunjungi café Farrel.
“Se-sejak kapan dia sakit?” Tanya Farrel yang
tertunduk.
“Di
Akhir semester kuliahnya.. 2 tahun yang
lalu, kita pulang ke Indonesia, kak.Cherry bilang, malu jika langsung bertemu
dengan kakak, karna waktu itu kak.Cherry botak.. ” Sejenak cindy tersenyum kecil
dan terdiam.
“Tapi…
Tiba-tiba Kak.Cherry kembali sering pingsan, wajahnya selalu pucat, mengeluh..
merintih kesakitan..” Cindy mulai meneteskan air matanya.
“Ketika
kami membawa kak.Cherry ke amerika lagi, ternyata. . . kanker itu tidak mati..
Kanker itu hanya tertidur.. Dokter memutuskan untuk melakukan kemoterapi lagi,
tapi tak ada perubahan.. Kanker itu sudah terlanjur kebal..” Cindy berhenti dan
mulai menangis sengukan.
“Lanjutkan critamu!” Ucap Farrel sambil
mencoba mengangkat cangkir kopi dengan tangan yang bergetar.
“Dokter
menyarankan membawa kak.Cherry pulang.. Karna memang tak ada yang lebih nyaman
dari rumah sendiri..”
“Apa
salahku?” Tanya Farrel pelan.
“Hah?”
“APA
SALAHKU!! KATAKAN!! DIMANA LETAK SALAHKU!!” Teriak Farrel pada Cindy. Cindy
yang bingung hanya terdiam melihat Farrel yang marah.
“KATAKAN!! APA SALAHKU!! KENAPA CHERRY TEGA!!
KENAPA CUMA AKU YANG GAK TAU!! KENAPAA??” Farrel berdiri sambil menggebrak meja
lalu pergi.
“Kak.Farrel!!
Pernahkah kakak melakukan Kemoterapi?? Apa itu sangat sakit?? Kenapa setiap
selesai melakukan Kemoterapi kak.Cherry menangis seharian, dan selalu berkata
kapok untuk kemoterapi lagi.. Tapi kenapa selanjutnya kak.Cherry mau untuk
Kemoterapi lagi..” Farrel yang mendengar ucapan cindy berhenti dan menunggu kelanjutan
kalimat yang akan keluar dari bibir cindy.
“Itu karena
Kakak! Sebelum akan kemoterapi, kak.Cherry akan bercerita tentang kakak..
Menyebut nama kak.Farrel.. itu membuat kak.Cherry bertahan.. Apa kakak bisa
marah ama kak.Cherry??” Tanpa berkata apapun, Farrel pergi meninggalkan cindy
di café nya.
Mobil
Farrel berhenti di depan Rumah Sakit, dengan membawa rangkaian bunga, Farrel
menuju kamar tempat Cherry dirawat.
“Hayy..
Choco..” sapa Farrel tersenyum ketika melihat Cherry yang sudah siuman.
“Farrel”
Ucap cherry yang berusaha untuk duduk dan menyandarkan badannya pada bantal.
“Kamu
sakit?” Tanya Farrel begitu santai.
“Dikit! Ini
udah sehat kok..” Jawab cherry tertawa.
“Kita
keluar yuk..”
“Huum..
aku bosen di Rumah Sakit terus”
Dengan
seijin Mama Papa Cherry, Farrel mengajak Cherry pergi. Selama dalam mobil
Cherry tertidur, sedangkan Farrel begitu cemas dan melajukan mobilnya secepat
mungkin.
“Choco..
Udah sampai..” Farrel mencoba membangunkan Cherry. Perlahan cherry membuka matanya.
“Wahh, Pantaaaiiii….”
Cherry begitu bersemangat keluar dari mobil dan berjalan ke pinggir laut,
Farrel pun mengikuti langkah Cherry disampingnya.
“Kerenkan?”
Tanya Farrel.
“Iya..
Pantainya Keren banget..”
“Bukan
Pantainya, tapi akunya yang Keren!!” Cherry hanya tersenyum mendengar ucapan
Farrel.
“Cher.. Sebenernya..
Gue juga sayang sama lo..” Ucap Farrel tiba-tiba ketika mereka duduk
berdampingan di pinggir pantai.
“Hah?”
“Iya..
Sebelum Kita jadi temen.. Sebelum elo jadian ama marcell.. Sebelum gue putus
ama Bila.. Sebelum gue tau isi hati lo.. Gue udah cinta ama elo duluan..”
“Farrel”
“ Gue
sayang ama elo dari awal kita ketemu..” Cherry hanya terdiam sambil memandangi
laut didepannya.
“Lo mau
gak jadi pacar gue” Tambah Farrel sambil memandangi Cherry.
“Menurut
Lo?” Singkat Cherry tersenyum.
“Gue
anggep iya..” jawab Farrel yang membuat mereka tertawa.
“Aku
capek Rel” Ucap Cherry sambil menyandarkan kepalanya di bahu Farrel.
“Kalaupun
kamu pergi.. Aku akan selalu sayang ama kamu.. Mungkin, dikehidupan sekarang kita
tidak ditakdirkan bersama.. tapi aku yakin, dikehidupan selanjutnya kita bakal
bersama..” Selesai menyelesaikan perkataannya, Air mata menetes lembut di pipi
Farrel.
“Selamat Jalan My Choco.. Aku ikhlas
melepasmu pergi.. Kamu adalah hal terindah yang pernah Tuhan kirim untukku.. Akan
selalu kukenang semua tentangmu di sisa hidupku.. Tunggulah aku disana..”THE END
Komentar, Kritik dan saran akan selalu ditunngu.. Don;t Be Silent Raader guys.. :)
Cerita ini terlalu aku ringkas.. Moga dapet apa yang aku maksud deh.. :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar