Translate

Minggu, 17 Februari 2013

Let's not part.2



                     3 Tahun Kemudian. . . .
           Farrel yang kini meneruskan perusahaan Papanya, menjadi manajer muda yang cukup terkenal. Di kota tempat tinggal Cherry, Farrel sengaja mendirikan sebuah café yang tak jauh dari rumah Cherry yang dulu. Setiap hari, Farrel berkunjung ke café tersebut, berharap dapat bertemu Cherry kembali.
“Pak.Farrel, ada yang menitipkan ini untuk anda.” Ucap seorang pegawai café miliknya. Farrel membuka kertas ucapan kecil dan terdapat tulisan “Pak.Farrel! Senang melihatmu kembali”.

 “Cherry ku.. tlah kembali..”Ucap Farrel tersenyum.
           Sejak saat itu, Farrel lebih bersemangat mencari keberadaan Cherry. Sesering apapun Farrel datang ke café untuk mencari Cherry, tetapi tak kunjung bertemu dengan Cherry juga. Sebulan tlah berlalu, rasanya Farrel mulai menyerah, Farrel percaya jika suatu saat nanti dengan sendirinya, Cherry akan muncul di hadapannya.

@@@

           Siang ini, ketika menuju ke café. Farrel berhenti di sebuah minimarket, rasa haus yang tengah dirasakan, membuatnya ingin membeli minuman dingin. Walaupun setengah jam lagi Farrel tiba di Café miliknya. Di dalam minimarket cukup sepi, tak ada perasaan aneh di hati Farrel. Ketika Farrel berjalan menuju tempat minuman, secara tiba-tiba muncul dihadapannya seorang wanita berambut pendek sebahu dengan memakai Sweater berwarna putih. Selama 3 menit, Farrel dan wanita itu terdiam, saling pandang dengan wajah terkejut.
“Far-rel.. Ngap-pain di-sini..” Wanita itu membuka pembicaraan dengan logat canggung.
 Farrel hanya terdiam, berlahan ia melangkah berdiri sangat dekat di depan wanita ini.
“Pletaak!” Sebuah Jitakan mendarat di jidat wanita itu.
“Ouchh”
“Heh! Cherry!! Kenapa baru muncul sekarang? Kemana saja kamu selama ini? Sekarang kamu tinggal dimana? Dan, ”
“STOP!” Teriak lembut cherry sambil tersenyum.
“Rel, diseberang jalan itu.. Aku tinggal disana sekarang.. Mampirlah kalau ada waktu..” Ucap Cherry lembut sambil bersiap pergi.
“Cherr.. setidaknya, kamu memberiku nomer HP mu sekarang.” Pinta Farrel.
             Setelah bertukar nomer HP, Cherry meninggalkan Farrel yang terlihat masih speechless di tempat. Cherry yang dulu terlihat ceria, bersemangat, dengan style sedikit tomboy, kini sangat berbeda. Cherry yang baru saja berdiri dihadapannya begitu lugu, lembut, sopan, polos, dan begitu feminim.

@@@

             Tanpa menunggu lama, keesokan harinya Farrel berkunjung ke rumah Cherry. Untuk melepas rindunya, Farrel berencana mengajak Cherry untuk keluar. Setiba di depan rumah Cherry, Farrel disambut ramah oleh Papa,Mama, beserta adik Cherry yang selama ini bersekolah di Singapure.
 “Ini Kak.Farrel yaa.. Kenalin, aku Cindy kak..” Sapa gadis yang sekarang mulai berkuliah di Universitas yang sama dengan Mereka dulu.
 “Cherry sering cerita tentang kamu.. Ternyata kamu lebih cantik dari Kakak kamu ya..”
 “Yaudah.. Pacaran ama aku aja kak,” canda cindy yang membuat mereka semua tertawa.
“Tapi, kata cherry, kamu udah punya pacar..”
 “Yaahh.. ketahuan dehh.. Hahaaa”.
     Mereka melakukan obrolan yang cukup panjang, hingga terlihat cherry yang turun dari tangga.
 “Wah” Kagum Farrel lirih saat melihat penampilan cherry yang benar-benar berbeda. Dengan memakai dress pink rose pendek selutut, beserta sepatu cewek seirama dengan dressnya membuat Farrel terpukau. Tampak Cherry yang terus tersenyum menuju ke arah Farrel.
 “Udah siap?” Tanya Farrel lembut.
 “Uhm” Sahut Cherry sambil tersenyum.
 “Tante, kita mau pergi dulu..” Pamit Farrel.
 “Jangan jauh-jauh ya Re.. Cherry jangan sampai capek.. Jangan pulang terlalu malem juga!!” Kata Mama Cherry dengan nada serius.
 “Mah.. Ayolah.. Ini ama Farrel kok..” Pinta cherry memandangi mamahnya.
 “Siap tante (^^)>” Farrel yang bingung melihat mama Cherry yang tidak seperti biasanya hanya dapat mencairkan suasana.
             Sore ini, Farrel membawa Cherry ke taman yang sering mereka kunjungi bersama ketika masih kuliah . Taman itu tidak begitu ramai dikunjungi pegunjung, terdapat sebuah danau kecil, dengan cukup banyak pohon rindang, deretan bunga yang tertata rapi beserta beberapa shop makanan dan souvernir.
 “Rel.. ini kan… Kamu masih inget??” Kesan Cherry ketika mulai berjalan ke arah danau.
 “Mana mungkin aku lupa.. Hahaa” Farrel mulai gugup ketika berbicara dengan Cherry.
 “Cher, aku mau ke toilet bentar.. Kamu tunggu aja disini.. Bentar yaa, Jangan kemana-mana.. Bentar.. 5 menit doank..” Farrel berbicara panic sambil berjalan mundur menjauh dari Cherry. Cherry yang melihat tingkah Farrel hanya tertawa kecil. Tak lama, dari jauh terlihat Farrel kembali sambil membawa dua gelas bertuliskan ‘tomato juice’ di tangannya. Terakhir kali ketika mereka berkunjung di Taman ini, Farrel bermaksud membelikan Cherry Jus tomat, tapi karena waktu yang terlalu sore, Farrel berjanji akan membelikannya besok ketika berkunjung di taman ini lagi. Cherry yang melihat Farrel membawa jus tomat lagi-lagi hanya dapat tertawa kecil dan mulai berjalan mengarah Farrel.
 “Itu Choco gue.. Cantik.. sangat cantik..”  Batin Farrel sambil tersenyum memandangi Cherry yang sangat ia rindu. Tapi senyuman Farrel berlahan pudar ketika melihat langkah cherry yang tiba-tiba berhenti. Terlihat muka cherry begitu pucat dan berlahan tubuh cherry tumbang ke tanah.
 “Cherryyyy!!!” Teriak Farrel membuang dua gelas penuh jus di tangannya dan segera berlari ke arah Cherry.
 “Cher.. Cherry.. Bangun Cherr..” Ucap Farrel berkali-kali sambil mengangkat tubuh cherry ke pangkuannya. Mata Cherry terbuka berlahan.
 “Sorry Rel” Lirih Cherry dan kembali tak sadarkan diri. Farrel yang begitu panic, mengangkat tubuh cherry dan membawanya ke Rumah Sakit terdekat dengan mobilnya.

             Hanya dalam 5 menit, sesudah Farrel memberi kabar, Keluarga Cherry tiba di Rumah Sakit. Mereka terlihat begitu panic sambil mondar-mandir di depan Ruang UGD.
 “Tante.. Om.. Sebenernya Cherry kenapa??” Tanya Farrel berkali-kali yang tak kunjung ada jawaban dari mama ataupun papa Cherry. Dokter yang memeriksa Cherry pun keluar.
 “Dok.. gimana keadaan putri saya..” Ucap mama cherry sambil menangis.
 “Maaf.. Pasien ini, “ Belum sempat Dokter meneruskan pembicaraannya mama dan papa Cherry menganggukan kepala bersama.
 “Apakah sudah pernah di kemoterapi sebelumnya?” Tanya  Dokter gelisah. Lagi-lagi Mama dan Papa cherry hanya menganggukan kepalanya.
 “Karena sudah pernah melakukan kemoterapi dengan dosis tinggi, kanker di tubuh putri anda sudah kebal.. Sekarang kanker itu mulai menyebar hampir ke seluruh tubuh.. Maka.. Saya yakin, bapak dan ibu sudah mengerti apa yang harus dilakukan..” Kata Dokter yang hanya dijawab dengan anggukan oleh papa mama cherry. Seperti tersambat petir dari puncak gunung merapi, Farrel terdiam, kakinya menjadi lemas yang membuatnya berlutut. Bibirnya sudah tak dapat berkata apapun lagi. Cindy yang baru tiba di rumah sakit, melihat mamanya yang menangis dipelukan papanya, dan farrel yang berlutut sambil menundukan kepala.
 “Kak.. Maafin kak.Cherry.. Apapun yang sekarang dilakukan kak.Cherry itu semua demi kakak” Ucap cindy yang ikut berlutut di depan Farrel. Farrel mulai meneskan air mata, berlahan bangkit dan menuju ke luar rumah sakit.

@@@

 “Sebenernya, kak.Cherry pergi ke amerika buat berobat.. Kemoterapi selama 6x, dalam waktu setahun.. Dokter mengatakan Kanker itu sudah mati..” Cerita Cindy ketika mengunjungi café Farrel.
 “Se-sejak kapan dia sakit?” Tanya Farrel yang tertunduk.
 “Di Akhir semester kuliahnya..  2 tahun yang lalu, kita pulang ke Indonesia, kak.Cherry bilang, malu jika langsung bertemu dengan kakak, karna waktu itu kak.Cherry botak.. ” Sejenak cindy tersenyum kecil dan terdiam.
 “Tapi… Tiba-tiba Kak.Cherry kembali sering pingsan, wajahnya selalu pucat, mengeluh.. merintih kesakitan..” Cindy mulai meneteskan air matanya.
 “Ketika kami membawa kak.Cherry ke amerika lagi, ternyata. . . kanker itu tidak mati.. Kanker itu hanya tertidur.. Dokter memutuskan untuk melakukan kemoterapi lagi, tapi tak ada perubahan.. Kanker itu sudah terlanjur kebal..” Cindy berhenti dan mulai menangis sengukan.
 “Lanjutkan critamu!” Ucap Farrel sambil mencoba mengangkat cangkir kopi dengan tangan yang bergetar.
 “Dokter menyarankan membawa kak.Cherry pulang.. Karna memang tak ada yang lebih nyaman dari rumah sendiri..”
 “Apa salahku?” Tanya Farrel pelan.
 “Hah?”
 “APA SALAHKU!! KATAKAN!! DIMANA LETAK SALAHKU!!” Teriak Farrel pada Cindy. Cindy yang bingung hanya terdiam melihat Farrel yang marah.
 “KATAKAN!! APA SALAHKU!! KENAPA CHERRY TEGA!! KENAPA CUMA AKU YANG GAK TAU!! KENAPAA??” Farrel berdiri sambil menggebrak meja lalu pergi.
 “Kak.Farrel!! Pernahkah kakak melakukan Kemoterapi?? Apa itu sangat sakit?? Kenapa setiap selesai melakukan Kemoterapi kak.Cherry menangis seharian, dan selalu berkata kapok untuk kemoterapi lagi.. Tapi kenapa selanjutnya kak.Cherry mau untuk Kemoterapi lagi..” Farrel yang mendengar ucapan cindy berhenti dan menunggu kelanjutan kalimat yang akan keluar dari bibir cindy.
 “Itu karena Kakak! Sebelum akan kemoterapi, kak.Cherry akan bercerita tentang kakak.. Menyebut nama kak.Farrel.. itu membuat kak.Cherry bertahan.. Apa kakak bisa marah ama kak.Cherry??” Tanpa berkata apapun, Farrel pergi meninggalkan cindy di café nya.

             Mobil Farrel berhenti di depan Rumah Sakit, dengan membawa rangkaian bunga, Farrel menuju kamar tempat Cherry dirawat.
 “Hayy.. Choco..” sapa Farrel tersenyum ketika melihat Cherry yang sudah siuman.
 “Farrel” Ucap cherry yang berusaha untuk duduk dan menyandarkan badannya pada bantal.
 “Kamu sakit?” Tanya Farrel begitu santai.
 “Dikit! Ini udah sehat kok..” Jawab cherry tertawa.
 “Kita keluar yuk..”
 “Huum.. aku bosen di Rumah Sakit terus”
             Dengan seijin Mama Papa Cherry, Farrel mengajak Cherry pergi. Selama dalam mobil Cherry tertidur, sedangkan Farrel begitu cemas dan melajukan mobilnya secepat mungkin.
 “Choco.. Udah sampai..” Farrel mencoba membangunkan Cherry. Perlahan cherry membuka matanya.
 “Wahh, Pantaaaiiii….” Cherry begitu bersemangat keluar dari mobil dan berjalan ke pinggir laut, Farrel pun mengikuti langkah Cherry disampingnya.
 “Kerenkan?” Tanya Farrel.
 “Iya.. Pantainya Keren banget..”
 “Bukan Pantainya, tapi akunya yang Keren!!” Cherry hanya tersenyum mendengar ucapan Farrel.
 “Cher.. Sebenernya.. Gue juga sayang sama lo..” Ucap Farrel tiba-tiba ketika mereka duduk berdampingan di pinggir pantai.
 “Hah?”
 “Iya.. Sebelum Kita jadi temen.. Sebelum elo jadian ama marcell.. Sebelum gue putus ama Bila.. Sebelum gue tau isi hati lo.. Gue udah cinta ama elo duluan..”
 “Farrel”
 “ Gue sayang ama elo dari awal kita ketemu..” Cherry hanya terdiam sambil memandangi laut didepannya.
 “Lo mau gak jadi pacar gue” Tambah Farrel sambil memandangi Cherry.
 “Menurut Lo?” Singkat Cherry tersenyum.
 “Gue anggep iya..” jawab Farrel yang membuat mereka tertawa.
 “Aku capek Rel” Ucap Cherry sambil menyandarkan kepalanya di bahu Farrel.
 “Kalaupun kamu pergi.. Aku akan selalu sayang ama kamu.. Mungkin, dikehidupan sekarang kita tidak ditakdirkan bersama.. tapi aku yakin, dikehidupan selanjutnya kita bakal bersama..” Selesai menyelesaikan perkataannya, Air mata menetes lembut di pipi Farrel.
 Selamat Jalan My Choco.. Aku ikhlas melepasmu pergi.. Kamu adalah hal terindah yang pernah Tuhan kirim untukku.. Akan selalu kukenang semua tentangmu di sisa hidupku.. Tunggulah aku disana..”



 THE END

Komentar, Kritik dan saran akan selalu ditunngu.. Don;t Be Silent Raader guys.. :)
Cerita ini terlalu aku ringkas.. Moga dapet apa yang aku maksud deh.. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar