“Teralun
lembut, bait per bait puisi yang ku alunkan… Semua tentangmu yang tak mungkin
aku lupa… Bersamamu… Ku rasakan berjuta rasa… Indahnya senyuman dan tawamu,
menjadi semangatku tuk bertahan…”
Dengan setengah berlari, cherry terus mengutak-atik
hape nya. Wanita yang kini memasuki semester akhir tahun ini, tengah sibuk
mempersiapkan ujian skripsinya bulan depan… Lulus tepat waktu… itu lah komitmen
yang terus digenggamnya mulai dari awal ia menginjakkan kaki di kampus ini
hingga sekarang…
“Cherryyy…!!” Terdengar suara yang tak asing
lagi untuknya.
“Kenapa sih Rel?? Gue lagi sibuk nyari Surat
Pernyataan nih!” Ucap cherry yang sedikit kesal.
“Tad-tadi di depan, itu marcell?” Tanya
Farrel, sahabat cherry dengan napas yang masih belum teratur. Cherry yang paham
akan maksud Farrel hanya menunduk pelan.
“Ya Ampuunn.. Udah gue bilang berapa kali sih!
Gak usah deket-deket lagi ama tu cowok.. Ngapain coba, masih nganter lo
segala!! Gue ingetin lagi, dia tu cowok gak baik!! Ngerti?” Ucap Farrel dengan
nada emosi.
“Kenapa sih Rel, tiap gue ketemu Marcell, Lo
selalu marah-marah gak jelas?”
“Gue marahnya jelas! Gue gak suka ama Marcell
dari dulu! Sejak Lo pacaran ama dia ampek udah putus, gue tetep gak suka
Marcell!”
“Tapi,”
“Udahlah.. Intinya, gak usah ketemu Marcell
lagi.. Gue pergi dulu, ada urusan penting!” Sela Farrel yang sedikit
terburu-buru.
Farrel, sahabat karib cherry di
kampus. Mereka kenal sejak semester awal, tetapi mereka bersahabat semenjak
menginjak semester ke empat. Mereka memang satu jurusan, tak heran jika mereka
selalu berdua. Dimana ada cherry, pasti akan ada Farrel, begitupun sebaliknya.
Memang awal dari sebuah kebiasaan, sering berubah menjadi cinta. Itu lah yang
di alami cherry. Sejak awal bertemu Farrel, cherry mulai menyukai Farrel. Tapi
cherry hanyalah seorang wanita, dia hanya bisa memendam perasaannya
dalam-dalam. Hubungan persahabatan, membuat cherry amat bersyukur dapat
mengenal Farrel lebih dekat. Waktu terus berlari, hingga tanpa sadar, kini
mereka tlah memasuki semester 8, semester akhir untuk menuntaskan tugas akhir yang
disebut skripsi.
“Rel.. Kalau nanti kita udah lulus.. Lo mau
kerja dimana?” Tanya Cherry ketika mereka dinner bareng.
“Dimana aja, asal bareng lo” jawab Farrel
renyah.
“Serius Farrel..!!”
“Gue duariuss Choco..(red:choko)” Jawab Farrel
sambil mencubit pipi cherry. Memang disaat mereka sedang akrab, Farrel lebih
sering memanggilnya Choco, karna kesukaan Cherry pada coklat yang begitu tinggi.
Namun disaat suasana serius ataupun
marah, barulah Farrel akan memanggil dengan benar namanya.
“Kalau gue, pengangguran?”
“Gak mungkin.. Seorang Cherry gue bakal jadi
pengangguran.. Udah Smart, Beauty, charming, pokoknya ‘perferction’..!!
Perusahaan manapun, gak bakal nolak deh”
‘Gue seneng, lo bilang “cherry gue”.. Gue
beneran pengen jadi cherry yang perfection di mata lo’ Batin cherry sambil tersenyum memandang
wajah ceria Farrel.
Beberapa
bulan tlah berlalu….
Hari esok adalah hari paling
bersejarah. Hari dimana Farrel dan Cherry akan melepas status sebagai mahasiswa.
Hari dimana Farrel dan Cherry akan menggunakan baju toga. Hari dimana orang tua
Farrel dan Cherry untuk pertama kalinya bertemu. Hari dimana Farrel dan Cherry
akan mendapat gelar seorang sarjana. Hari dimana semua orang akan tersenyum,
menyambut kehidupan yang baru.
“Selamat ya Farrel..” Ucap Mama Cherry, ketika
mereka berkumpul.
“Makasih tante..”
“Ternyata mama cherry lebih cantik dari yang difoto.. ” Kata Mama Farrel.
“Ternyata mama cherry lebih cantik dari yang difoto.. ” Kata Mama Farrel.
“Mama Farrel juga cantik..”Jawab Mama Cherry.
“Setelah ini, Farrel mau kerja di perusahaan
saya.. Cherry gimana? Udah ada rencana..”Papa Farrel mulai angkat bicara.
“Ehhmm..” Mama dan Papa Cherry seperti bigung
sambil saling pandang.
“Belum.. om..” Timpal cherry sambil tertawa
kecil.
“Yaudah.. kerja di perusahaan om aja, bareng
ama Farrel..”Ajak Papa Farrel semangat.
Obrolan
antara dua keluarga itu semakin akrab. Hingga akhirnya waktu yang membuat
mereka mengakhiri percakapan yang sangat menarik dan seperti tak ingin di
sudahi ini. Setelah saling berpamitan, mereka menuju kearah rumah masing-masing
yang berbeda arah.
Di
dalam mobil Cherry. . .
“Cherry.. kamu belum cerita ke Farrel ya??”
Tanya Papa Cherry sambil mengendarai mobilnya.
“Belum Pah”
“Sayang.. besok kita akan berangkat ke
amerika.. kamu beneran gak mau pamitan ama Farrel..”Tambah mama cherry yang
duduk di kursi belakang bersama cherry.
“Mah.. Pah.. Farrel jangan tau dulu..”
“Cherry.. Farrel itu temen yang paling deket sama kamu.. Gimana reaksi Farrel, seumpama besok tiba-tiba kamu hilang begitu saja..”
“Cherry.. Farrel itu temen yang paling deket sama kamu.. Gimana reaksi Farrel, seumpama besok tiba-tiba kamu hilang begitu saja..”
“Bener kata mama mu, cherry.. Setidaknya kamu
telepon Farrel dulu..”Tambah Papa Cherry sambil terus melaju mobilnya.
“Pah.. Mah.. Farrel udah ada Bila.. Farrel gak
bakal kenapa-napa kok.. Percaya dehh!”
“Iyaa.. mamah sama papah bakal mendukung
apapun keputusan kamu..” Ucap mama cherry sambil membelai rambut cherry.
Bila... Kekasih Farrel yang telah
bersama Farrel empat setengah tahun yang lalu.. Bila, yang merupakan mahasiswa
kampus lain, sangat sadar akan keberadaan Cherry sebagai sahabat Farrel,
kekasihnya.. Walaupun begitu, Farrel adalah tipe lelaki yang sangat setia. Itulah
alasan kenapa Cherry hanya memendam rasa nya selama ini.
@@@
Seminggu Kemudian. . .
“Pagi Mah.. Papah Udah berangkat yaa..” Sapa
Farrel di meja makan.
“Cherry udah ada kabarnya belum?” Tanya Mamah
Farrel sambil merapikan meja makan.
“Belum.. Ntar Farrel mau ke rumahnya aja..”
“Nitip salam buat Mamah,Papah Cherry yaa..”
“Nitip salam buat Mamah,Papah Cherry yaa..”
“Cherry nya engga?”
“Kalau cherry jelass lah.. Udah mamah anggep kayak anak sendiri kok..”
“Kalau cherry jelass lah.. Udah mamah anggep kayak anak sendiri kok..”
“Yaahh.. berarti kita sodaraan.. Gak bisa
nikah donk” Canda Farrel.
“Emang kamu mau nikah ama Cherry?”
“Hahaa.. Enggalah mah”
“Kalaupun iya, juga gak papa.. Mamah,Papah pasti setuju banget..”
“Kalaupun iya, juga gak papa.. Mamah,Papah pasti setuju banget..”
“Apa’an sih mamah..”
Perjalanan 3 jam dilalui Farrel menuju
Rumah Cherry.. Memang rumah mereka sedikit jauh, ditambah jalanan mancet.
Sesampai di depan gerbang rumah Cherry, Farrel turun dari mobilnya.
“Permisi..!!” Teriak Farrel yang tak lama,
keluar satpam penjaga rumah Cherry.
“Eh, Mas Farrel..”
“Cherry nya ada Pak?”
“Itu.. Ehmm.. Ini ada titipan dari Non Cherry..” Satpam yang memang sudah kenal dengan Farrel,menyodorkan sebuah kotak biru laut, warna favorid cherry.
“Itu.. Ehmm.. Ini ada titipan dari Non Cherry..” Satpam yang memang sudah kenal dengan Farrel,menyodorkan sebuah kotak biru laut, warna favorid cherry.
“Emang Cherry dimana Pak?”
“Ehm,, Mas Farrel mendingan liat yang didalem
kotak aja.. Bapak masuk dulu,,”
Dengan wajah bigung, Farrel masuk ke mobilnya
dan membuka kotak itu.. Didalamnya terdapat amplop yang berisi surat, sebuah
buku bercover foto nya dan cherry beserta sebuah Flashdisk.
Farrel..
Jangan Marah yaa.. Gue, ama
keluarga ke Amerika.. Gue gak tau
balik ke Indonesia kapan.. Lo gak usah nyari’in ato nungguin gue.. Rumah
gue itu, udah bukan rumah gue lagi..
Rumah
itu, udah dijual.. Jaga kesehatan.. Gak usah marah, sedih apalagi bunuh
diri.. hehee
Sorry..
Gue gak ngabarin langsung.. Gue takut,
kalau
Lo nahan gue.. Terus gue liat elo nangis.. Gak elit banget kan, seorang Farrel nangis
lagi di depan gue.. Hahaha
Bye
Farrel..
Your Chabby
|
Setelah membaca surat, Farrel hanya terdiam seakan tak percaya dengan
perkataan di dalam surat itu. Farrel turun dari mobil dan memukul-mukul gerbang
cherry.
“Pak.Ahmad.. Buka gerbangnya!! Pak.Ahmad!!!!!”
Farrel terus berteriak-teriak sambil memukul-mukul gerbang. Tetapi memang
sebelum pergi cherry berpesan pada Pak.Ahmad, Satpamnya beserta dua orang
pembantunya, untuk tidak bertemu dengan Farrel setelah kotak yang dititipkan
pada satpamnya telah sampai di tangan Farrel.
30
menit tlah berlalu. Dengan wajah yang terus melamun, Farrel berada di mobil
yang masih parkir di depan gerbang cherry. Hingga akhirnya, Farrel memutuskan kembali
ke rumahnya. Tiba dirumah, sambil membawa kotak pemberian Cherry, Ia segera
menuju kamar. Laptop di kamarnya, menjadi sasaran pertamanya. Facebook,
Twitter, google+, email, dan semua jejaring sosial yang terdapat akun
cherry,beberapa hari yang lalu dia gunakan untuk mengirim message pada Cherry,
tapi ternyata tak ada satupun yang mendapat balasan dari Cherry.
Sejenak
Farrel teringat akan Buku dan Flashdisk yang terdapat di kotak biru bersamaan
dengan surat itu. Farrel mulai membaca buku terlebih dahulu. Halaman demi
halaman mulai ia baca.. Air mata Farrel berlahan menetes, tetapi Farrel terus
meneruskan membacanya. Buku itu berisi luapan isi Hati Cherry pada Farrel sejak
mereka bertemu. Tetapi di bagian terakhir, banyak terdapat coretan-coretan yang
menutupi beberapa kalimat, dan terlihat beberapa halaman tlah sengaja disobek.
Tapi Farrel tak memperdulikannya, Air matanya terus mengalir deras. Tulisan
tangan yang dihias dengan foto-foto nya, benar-benar mengambarnya perjuangan
Ketulusan Cinta Cherry. Betapa tersiksanya Cherry dulu, ketika bersamanya.
Seorang cherry, yang terlihat tegar didepannya, ternyata hanyalah seorang gadis
yang sangat rapuh. Semua perilaku Farrel pada cherry hampir semuanya ditulis
oleh cherry. Setelah membaca buku, Farrel mengambil Flashdisk di dalam kotak,
dan menghubungkan pada laptopnya. Di dalam Flashdisk itu berisi foto-foto
cherry bersamanya yang telah di edit oleh cherry sendiri. Lalu ada 3 buah
video. Video pertama dan kedua berisi curhatan Cherry.
“Haii Farrel..
Gue sebel sama Lo.. Lo ninggalin gue buat nemuin Bila.. Gue sakit hati tau gak
sih.. Tapi gue seneng, Lo tadi ngasih gue boneka ini.. Gue bakal simpen boneka
ini seumur hidup!! Tiap hari, bakal gue peluk………………………………………………….……………………….”
Sedangkan video ke3, berjudul “Cherry Love
Farrel”.. Di dalam video ini berisi potongan-potongan kebersamaannya dengan
cherry, ada beberapa video Farrel yang diambil cherry tanpa sepengetahuan dia. Selama menonton video tersebut, Farrel hanya
tersenyum sambil meneteskan air mata berkali-kali.
“Cherry.. Cepet Balik! Ada urusan yang harus
kita selesain!” Guman Farrel sambil memandangi foto cover buku milik cherry.
Penantian seorang Farrel kini dimulai. Hampir setiap minggu Farrel tak pernah
bosan mengunjungi daerah rumah Cherry. Hanya sekedar untuk melepas rindu dengan
kenangannya bersama Cherry.
@@@
To be continue. . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar