Translate

Minggu, 17 Februari 2013

Let's not part.1

cerpen berisi sepenggal kisah yang aku alami, tapi dengan perubahan menjadi 90% fiction.. :D Cerpen ini karya ku pribadi.. Maaf apabila ada kesamaan nama tokoh, adegan , dll.. Komentar, saran, kritik, selalu ditunggu,, Be fun to read this, guys!



Teralun lembut, bait per bait puisi yang ku alunkan… Semua tentangmu yang tak mungkin aku lupa… Bersamamu… Ku rasakan berjuta rasa… Indahnya senyuman dan tawamu, menjadi semangatku tuk bertahan…”

          Dengan setengah berlari, cherry terus mengutak-atik hape nya. Wanita yang kini memasuki semester akhir tahun ini, tengah sibuk mempersiapkan ujian skripsinya bulan depan… Lulus tepat waktu… itu lah komitmen yang terus digenggamnya mulai dari awal ia menginjakkan kaki di kampus ini hingga sekarang…
 “Cherryyy…!!” Terdengar suara yang tak asing lagi untuknya.
 “Kenapa sih Rel?? Gue lagi sibuk nyari Surat Pernyataan nih!” Ucap cherry yang sedikit kesal.
 “Tad-tadi di depan, itu marcell?” Tanya Farrel, sahabat cherry dengan napas yang masih belum teratur. Cherry yang paham akan maksud Farrel hanya menunduk pelan.
 “Ya Ampuunn.. Udah gue bilang berapa kali sih! Gak usah deket-deket lagi ama tu cowok.. Ngapain coba, masih nganter lo segala!! Gue ingetin lagi, dia tu cowok gak baik!! Ngerti?” Ucap Farrel dengan nada emosi.
 “Kenapa sih Rel, tiap gue ketemu Marcell, Lo selalu marah-marah gak jelas?”
 “Gue marahnya jelas! Gue gak suka ama Marcell dari dulu! Sejak Lo pacaran ama dia ampek udah putus, gue tetep gak suka Marcell!”
 “Tapi,”
 “Udahlah.. Intinya, gak usah ketemu Marcell lagi.. Gue pergi dulu, ada urusan penting!” Sela Farrel yang sedikit terburu-buru.
          Farrel, sahabat karib cherry di kampus. Mereka kenal sejak semester awal, tetapi mereka bersahabat semenjak menginjak semester ke empat. Mereka memang satu jurusan, tak heran jika mereka selalu berdua. Dimana ada cherry, pasti akan ada Farrel, begitupun sebaliknya. Memang awal dari sebuah kebiasaan, sering berubah menjadi cinta. Itu lah yang di alami cherry. Sejak awal bertemu Farrel, cherry mulai menyukai Farrel. Tapi cherry hanyalah seorang wanita, dia hanya bisa memendam perasaannya dalam-dalam. Hubungan persahabatan, membuat cherry amat bersyukur dapat mengenal Farrel lebih dekat. Waktu terus berlari, hingga tanpa sadar, kini mereka tlah memasuki semester 8, semester akhir untuk menuntaskan tugas akhir yang disebut skripsi.
 “Rel.. Kalau nanti kita udah lulus.. Lo mau kerja dimana?” Tanya Cherry ketika mereka dinner bareng.
 “Dimana aja, asal bareng lo” jawab Farrel renyah.
 “Serius Farrel..!!”
 “Gue duariuss Choco..(red:choko)” Jawab Farrel sambil mencubit pipi cherry. Memang disaat mereka sedang akrab, Farrel lebih sering memanggilnya Choco, karna kesukaan Cherry pada coklat yang begitu tinggi. Namun disaat suasana  serius ataupun marah, barulah Farrel akan memanggil dengan benar namanya.
 “Kalau gue, pengangguran?”
 “Gak mungkin.. Seorang Cherry gue bakal jadi pengangguran.. Udah Smart, Beauty, charming, pokoknya ‘perferction’..!! Perusahaan manapun, gak bakal nolak deh”
  Gue seneng, lo bilang “cherry gue”.. Gue beneran pengen jadi cherry yang perfection di mata lo’  Batin cherry sambil tersenyum memandang wajah ceria Farrel.

                    Beberapa bulan tlah berlalu….
          Hari esok adalah hari paling bersejarah. Hari dimana Farrel dan Cherry akan melepas status sebagai mahasiswa. Hari dimana Farrel dan Cherry akan menggunakan baju toga. Hari dimana orang tua Farrel dan Cherry untuk pertama kalinya bertemu. Hari dimana Farrel dan Cherry akan mendapat gelar seorang sarjana. Hari dimana semua orang akan tersenyum, menyambut kehidupan yang baru.
 “Selamat ya Farrel..” Ucap Mama Cherry, ketika mereka berkumpul.
 “Makasih tante..”
 “Ternyata mama cherry lebih cantik dari yang difoto.. ” Kata Mama Farrel.
 “Mama Farrel juga cantik..”Jawab Mama Cherry.
 “Setelah ini, Farrel mau kerja di perusahaan saya.. Cherry gimana? Udah ada rencana..”Papa Farrel mulai angkat bicara.
 “Ehhmm..” Mama dan Papa Cherry seperti bigung sambil saling pandang.
 “Belum.. om..” Timpal cherry sambil tertawa kecil.
 “Yaudah.. kerja di perusahaan om aja, bareng ama Farrel..”Ajak Papa Farrel semangat.
Obrolan antara dua keluarga itu semakin akrab. Hingga akhirnya waktu yang membuat mereka mengakhiri percakapan yang sangat menarik dan seperti tak ingin di sudahi ini. Setelah saling berpamitan, mereka menuju kearah rumah masing-masing yang berbeda arah.

Di dalam mobil Cherry. . .
 “Cherry.. kamu belum cerita ke Farrel ya??” Tanya Papa Cherry sambil mengendarai mobilnya.
 “Belum Pah”
 “Sayang.. besok kita akan berangkat ke amerika.. kamu beneran gak mau pamitan ama Farrel..”Tambah mama cherry yang duduk di kursi belakang bersama cherry.
 “Mah.. Pah.. Farrel jangan tau dulu..”
 “Cherry.. Farrel itu temen yang paling deket sama kamu.. Gimana reaksi Farrel, seumpama besok tiba-tiba kamu hilang begitu saja..”
 “Bener kata mama mu, cherry.. Setidaknya kamu telepon Farrel dulu..”Tambah Papa Cherry sambil terus melaju mobilnya.
 “Pah.. Mah.. Farrel udah ada Bila.. Farrel gak bakal kenapa-napa kok.. Percaya dehh!”
 “Iyaa.. mamah sama papah bakal mendukung apapun keputusan kamu..” Ucap mama cherry sambil membelai rambut cherry.
          Bila... Kekasih Farrel yang telah bersama Farrel empat setengah tahun yang lalu.. Bila, yang merupakan mahasiswa kampus lain, sangat sadar akan keberadaan Cherry sebagai sahabat Farrel, kekasihnya.. Walaupun begitu, Farrel adalah tipe lelaki yang sangat setia. Itulah alasan kenapa Cherry hanya memendam rasa nya selama ini.

@@@

          Seminggu Kemudian. . .
 “Pagi Mah.. Papah Udah berangkat yaa..” Sapa Farrel di meja makan.
 “Cherry udah ada kabarnya belum?” Tanya Mamah Farrel sambil merapikan meja makan.
 “Belum.. Ntar Farrel mau ke rumahnya aja..”
 “Nitip salam buat Mamah,Papah Cherry yaa..”
 “Cherry nya engga?”
 “Kalau cherry jelass lah.. Udah mamah anggep kayak anak sendiri kok..”
 “Yaahh.. berarti kita sodaraan.. Gak bisa nikah donk” Canda Farrel.
 “Emang kamu mau nikah ama Cherry?”
 “Hahaa.. Enggalah mah”
 “Kalaupun iya, juga gak papa.. Mamah,Papah pasti setuju banget..”
 “Apa’an sih mamah..”

          Perjalanan 3 jam dilalui Farrel menuju Rumah Cherry.. Memang rumah mereka sedikit jauh, ditambah jalanan mancet. Sesampai di depan gerbang rumah Cherry, Farrel turun dari mobilnya.
 “Permisi..!!” Teriak Farrel yang tak lama, keluar satpam penjaga rumah Cherry.
 “Eh, Mas Farrel..”
 “Cherry nya ada Pak?”
 “Itu.. Ehmm.. Ini ada titipan dari Non Cherry..” Satpam yang memang sudah kenal dengan Farrel,menyodorkan sebuah kotak biru laut, warna favorid cherry.
 “Emang Cherry dimana Pak?”
 “Ehm,, Mas Farrel mendingan liat yang didalem kotak aja.. Bapak masuk dulu,,”
 Dengan wajah bigung, Farrel masuk ke mobilnya dan membuka kotak itu.. Didalamnya terdapat amplop yang berisi surat, sebuah buku bercover foto nya dan cherry beserta sebuah Flashdisk.


Farrel..   Jangan Marah yaa.. Gue, ama keluarga ke Amerika..  Gue gak tau balik ke Indonesia kapan.. Lo gak usah nyari’in ato nungguin gue.. Rumah gue itu, udah bukan rumah gue lagi..
Rumah itu, udah dijual.. Jaga kesehatan.. Gak usah marah, sedih apalagi bunuh diri.. hehee
Sorry.. Gue gak ngabarin langsung.. Gue takut,
kalau Lo nahan gue.. Terus gue liat elo nangis.. Gak  elit banget kan, seorang Farrel nangis lagi di depan gue.. Hahaha
Bye Farrel..
Your Chabby
 
    Setelah membaca surat, Farrel hanya terdiam seakan tak percaya dengan perkataan di dalam surat itu. Farrel turun dari mobil dan memukul-mukul gerbang cherry.
 “Pak.Ahmad.. Buka gerbangnya!! Pak.Ahmad!!!!!” Farrel terus berteriak-teriak sambil memukul-mukul gerbang. Tetapi memang sebelum pergi cherry berpesan pada Pak.Ahmad, Satpamnya beserta dua orang pembantunya, untuk tidak bertemu dengan Farrel setelah kotak yang dititipkan pada satpamnya telah sampai di tangan Farrel.
                 30 menit tlah berlalu. Dengan wajah yang terus melamun, Farrel berada di mobil yang masih parkir di depan gerbang cherry. Hingga akhirnya, Farrel memutuskan kembali ke rumahnya. Tiba dirumah, sambil membawa kotak pemberian Cherry, Ia segera menuju kamar. Laptop di kamarnya, menjadi sasaran pertamanya. Facebook, Twitter, google+, email, dan semua jejaring sosial yang terdapat akun cherry,beberapa hari yang lalu dia gunakan untuk mengirim message pada Cherry, tapi ternyata tak ada satupun yang mendapat balasan dari Cherry.
                 Sejenak Farrel teringat akan Buku dan Flashdisk yang terdapat di kotak biru bersamaan dengan surat itu. Farrel mulai membaca buku terlebih dahulu. Halaman demi halaman mulai ia baca.. Air mata Farrel berlahan menetes, tetapi Farrel terus meneruskan membacanya. Buku itu berisi luapan isi Hati Cherry pada Farrel sejak mereka bertemu. Tetapi di bagian terakhir, banyak terdapat coretan-coretan yang menutupi beberapa kalimat, dan terlihat beberapa halaman tlah sengaja disobek. Tapi Farrel tak memperdulikannya, Air matanya terus mengalir deras. Tulisan tangan yang dihias dengan foto-foto nya, benar-benar mengambarnya perjuangan Ketulusan Cinta Cherry. Betapa tersiksanya Cherry dulu, ketika bersamanya. Seorang cherry, yang terlihat tegar didepannya, ternyata hanyalah seorang gadis yang sangat rapuh. Semua perilaku Farrel pada cherry hampir semuanya ditulis oleh cherry. Setelah membaca buku, Farrel mengambil Flashdisk di dalam kotak, dan menghubungkan pada laptopnya. Di dalam Flashdisk itu berisi foto-foto cherry bersamanya yang telah di edit oleh cherry sendiri. Lalu ada 3 buah video. Video pertama dan kedua berisi curhatan Cherry.
“Haii Farrel.. Gue sebel sama Lo.. Lo ninggalin gue buat nemuin Bila.. Gue sakit hati tau gak sih.. Tapi gue seneng, Lo tadi ngasih gue boneka ini.. Gue bakal simpen boneka ini seumur hidup!! Tiap hari, bakal gue peluk………………………………………………….……………………….”
 Sedangkan video ke3, berjudul “Cherry Love Farrel”.. Di dalam video ini berisi potongan-potongan kebersamaannya dengan cherry, ada beberapa video Farrel yang diambil cherry tanpa sepengetahuan dia.  Selama menonton video tersebut, Farrel hanya tersenyum sambil meneteskan air mata berkali-kali.
 “Cherry.. Cepet Balik! Ada urusan yang harus kita selesain!” Guman Farrel sambil memandangi foto cover buku milik cherry. Penantian seorang Farrel kini dimulai. Hampir setiap minggu Farrel tak pernah bosan mengunjungi daerah rumah Cherry. Hanya sekedar untuk melepas rindu dengan kenangannya bersama Cherry.

@@@

To be continue. . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar